10 April 2009

pesta demokrasi lancar, kosan hambar.

9 April 2009. Demokrasi Indonesia yang dikatakan mata dunia bertumbuh subur akhirnya berjalan lancar, setidaknya pelaksanaannya berjalan dengan baik. Pagi tadi jalan-jalan protokol Bandung tampak lenggang. Ampas kendaraan yang (biasanya) terpaksa dihirup di hari libur setidaknya baru terasa menjelang malam.
Beruntung. saya bekendaraan ketika jalanan itu masih tampak lapang, tidak panas sama sekali. Sesekali terlihat TPS yang masih menghitung suara. Entah suara palsu, suara gelembung, atau suara rakyat. yang jelas suara! dan paling tidak masih ada suara yang mau menjadi bagian dari proses pembelajaran demokrasi ini. Tidak seperti saya yang terlalu bingung menelan iklan partai di media. nyatanya semacam pembentukan realitas oleh media. membuat saya terlalu skeptis karena terlalu sering melihat iklan tapi tidak mengenal partai itu sendiri, apalagi calegnya.
Bingung ah, sama bingungnya ketika pulang ke kosan dan menemukan rentetan kamar gelap. hampir semua pulang ke rumah masing-masing, sebagian besar dengan alasan mencontreng. menjadikan saya satu-satunya anak kosan yang hadir dalam absen malam ini. om makis masih menonton tv di ruang tengah, mas ade dan mba sari masih pulang dengan alasan mencontreng, ella masih berjanji akan pulang malam ini, dan saya pun masih menunggu datangnya kantuk.

2 comments:

  1. ya elah neng,ga punya kampung ape...?? msh betah aja dikosan....
    ohhh nunggu si abang ye...

    btw neng,,demokrat menang....aduh abang kalah tarohan nih..!!!

    -udinz-

    ReplyDelete
  2. world is my hometown.haha!
    bang mangkenye gdangdutan aje kaga usah ikutan nyontreng.bgini jadinya,bangkrut.
    -tanos

    ReplyDelete